MENGATASI WRITER'S BLOCK

 

MENGATASI WRITER'S BLOCK


Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI-27

Pertemuan Ke- : 7

Hari/Tanggal    : Senin, 10 Juli 2023

Narasumber      : DITTA WIDYA UTAMI, S. Pd. Gr.

Moderator         : AHMAD FATCHUDIN

Tema                 : Mengatasi Writer's Block


Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI-27


Apa kabar Sahabat Blogger? Senang rasanya dapat kembali menulis di blog ini . Bertemu dengan Sahabat Blogger yang selalui setia membaca tulisan saya yang tentu banyak sekali kekurangannya ini.

Sahabat, akhir-akhir ini saya sibuk dengan urusan sekolah dan urusan Rumah Qur'an yang saya asuh. Ternyata saya masih belum bisa mengatur waktu dengan baik. Sehingga untuk sekedar menulis setiap hari di blog saja masih harus curi-curi waktu.

Apalagi semalam saya tidak bisa mengikuti kelas sesuai jadwal. Rugi sekali rasanya, apalagi saya biasanya menyempatkan diri untuk bertanya seputar materi di setiap kali pertemuan. 

Tapi saya bersyukur dengan cara belajar di KBMN yang belajar melalui WhatsApp Grup. Jadi meskipun tidak bisa mengikuti kegiatan belajar pada jam 20.00 WITA secara langsung, saya bisa membaca seluruh materi melalui percakapan di WAG pada waktu-waktu senggang.

Selain itu, saya juga mendapat banyak tambahan ilmu dari sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber. 

Baiklah Sahabat Blogger, kurang asyik jika tidak ada pantun di sela-sela tulisan ini


Mendengar petasan sampai syock

Petasannya jatuh tepat depan mata 

Hari ini belajar writer's block

Disampaikan narasumber yang jelita


Materi kita malam ini adalah tentang "Mengatasi Writer's Block yang akan dipaparkan oleh narasumber yang sangat luar biasa, beliau adalah Ditta Widya Utami, S. Pd., Gr. dan didampingi oleh moderator yang tak kalah hebatnya pula, beliau adalah Ahmad Fatchudin.

Sebelum saya lanjutkan ke materi, sebaiknya kita kenal terlebih dahulu narasumber yang hebat dan berparas jelita yaitu Bu Ditta Widya Utami, S. Pd., Gr. 

Beliau lahir pada tahun 1990 di Subang Jawa Barat. Beliau adalah seorang guru, pegiat literasi dan juga penulis yang berbakat. Karya-karya beliau berupa buku solo dan buku bersama telah menjadi inspirasi banyak orang. 

Di antara karya solo beliau yang telah mewarnai dunia literasi antara lain: 1) Precious; 2) Mengapa Tak Kau Tanyakan Saja; 3) Djogja Backparker; 4) Buku Lelaki di Ladang Tebu; 5) Buku Membongkar Rahasia Menulis; dan 6) Buku Sepenggal Kisah Corona. 

Karya beliau "Precious" dan "Mengapa Tak Kau Tanyakan" dapat dibaca di Wattpad, sedangkan cerita berjudul "Djogja Backparker" tersedia di Platform Storial

Beliau bercerita bahwa, beliau juga merupakan alumni pelatihan menulis yang kini sedang saya ikuti. Beliau angkatan ke-7. Dulu beliau menulis semua resume dan tantangan dalam pelatihan KBMN di blog.

Dan saat ini beliau baru selesai mengerjakan buku pegangan untuk murid kelas VII bersama dua rekan beliau yang lain. 

Beliau pun mengharapkan do'a dari saya dan Sahabat semua semoga modul tersebut dapat digunakan di tahun ajaran baru. Minimal di SMP-SMP se-Kabupaten Subang yang sedang menerapkan IKM.

Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin

Masyaallah, hebat dan luar biasa bukan???

Lanjuuut,,,


Apakah Writer's Block?


Pernahkah Sahabat mendengar istilah writer's block

Narasumber menjelaskan bahwa writer's block merupakan suatu kondisi dimana ide menulis seolah-olah menguap. Penulis mengalami pelambatan dalam menulis, serta berbagai kondisi lain yang membuat tulisan kita tak kunjung menemukan titik akhirnya alias tak selesai.

Dalam Wikipedia, writer's block diartikan sebagai sebuah keadaan ketika penulis merasa kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya.

Kondisi ini (terserang WB) jika dibiarkan, bisa berakibat fatal bagi penulis, yaitu penulis tidak lagi produktif dalam menulis.

Seperti flu yang bisa menyerang setiap manusia yang hidup di bumi, WB juga bisa menyerang siapa pun. Penulis senior maupun junior, profesional atau belum, dan di segala bidang menulis (novelis, cerpenis, kolumnis, script writer, ghost writer, dsb, semuanya bisa terkena WB. Akademis maupun non akademis.


Seberapa lama seseorang bisa terkena WB?


Virus WB ini bisa menyerang dalam hitungan detik, menit, jam, hari, mingguan, bulanan, bahkan bertahun-tahun. 

Lantas, berapa lama seseorang bisa terkena WB? Jawabannya akan kembali pada diri kita sendiri. 
Yaitu seberapa cepat kita bergerak untuk menanggulangi virus WB yang menyerang kita.

Narasumber pun bercerita pernah mengalami WB ketika menggarap tulisan tentang Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) 

Tulisan berikut ini adalah salah satu buah perjuangan narasumber melawan WB.

Buku Panduan Pembelajaran dan Asesmen (Kemdikbudristek) 



Narasumber menceritakan pengalamannya dalam melawan WB. 

Beliau menuturkan bahwa tulisan tersebut baru terbit satu minggu setelah beliau mengikuti workshop KOSP dan P5. Usai workshop, narasumber memang sudah mulai menulis draft. Tapi tidak rampung karena KOSP adalah tema baru  alias masih asing bagi beliau.

Lebih lanjut narasumber memaparkan bahwa menulis tentang KOSP dan P5 tentu berbeda dengan menulis fiksi atau sastra lain. Jika saat menulis novel atau cerpen kita bisa berimajinasi, maka dalam menulis KOSP dan P5 tentu saja harus based on data. 

Lantas apa yang beliau dilakukan untuk melawan WB?


Maka beliau mulai membedah kembali catatan selama mengikuti workshop KOSP. Beliau juga ikut terlibat aktif dalam diskusi di salah satu grup WA terkait KOSP. Tak berhenti sampai disitu, beliau kembali mempelajari buku-buku panduan terkait KOSP, P5 dan asesmen yang diluncurkan Kemendikbud ristek. 

Bahkan rela duduk selama 4 jam di depan laptop untuk membuat 4 halaman artikel di Kompasiana tersebut (ini waktu yang cukup lama bagi beliau untuk sebuah artikel) paparnya.


Apa penyebab WB dan bagaimana mengatasinya?


Penyebab dari WB bisa berbeda-beda untuk setiap orang. Jika diibaratkan pada suatu penyakit, jika penyebab sakitnya berbeda, tentu obatnya pun akan berbeda, bukan? Tidak mungkin memberikan obat maag kepada orang yang cedera lutut kan?

Jadi sebenarnya obat mengatasi WB itu sederhana, yaitu dengan mengaktifkan kelima panca indera kita. Beri panca indera kita jeda sejenak untuk refresh. Mesin saja kalau dipakai terus menerus bisa rusak toh? Oleh karena itu, jika sedang terkena WB, mari jeda sejenak untuk melakukan berbagai aktivitas yg bisa meningkatkan mood kita. 

Aktivitas membaca, mendengar, melihat, atau hal lain yang positif bisa memberi inspirasi baru untuk kita.

Pertama
Jika penyebab Sahabat terkena WB adalah karena merasa takut misalnya, maka mendengar musik relaksasi mungkin dapat membantu. 

Terkait rasa takut, satu hal yang perlu kita sadari Sahabat, ketika kita menulis lalu mempublikasikannya, maka tulisan kita sejatinya sudah milik publik. Oleh karena itu, tak perlu khawatir atas penilaian orang lain.


Menulis tidak harus menunggu terkenal (starupstockphotos)


Puisi "Aku Bukan Penulis Ternama" mengandung makna tentang pentingnya mengekspresikan diri melalui tulisan tanpa bergantung pada popularitas atau pengakuan dari orang lain.

Terkadang orang ragu untuk membuat tulisan atau menulis.

Sahabat tidak perlu ragu dalam menulis, karena menulis bukan hanya ingin menjadi terkenal atau populer, tapi bisa jadi,,, temukan jawabannya di sini!



Kedua
Jika penyebab terkena WB terlalu perfeksionis. Ingatlah bahwa terlalu perfeksionis itu bisa membunuh kreativitas. 

Ketiga
Jika penyebab WB nya karena kurang inspirasi, ya tinggal baca, lihat, dengar hal-hal baru yang bisa menginspirasi kita.

Keempat
Jika Sahabat lelah fisik dan mental, ayo pastikan tetap cukup istirahat. Cukup istirahat membuat pikiran kita segar dan tajam saat menulis.  Siapkan pula sebaik mungkin tempat kita menulis. Dalam sebuah workshop tentang menulis bahkan disebutkan, posisi duduk pun bisa berpengaruh terhadap produktivitas menulis.

Kelima
Hilangkan semua distraksi saat menulis. Misal jika suka liat HP, chat, dan sebagainya saat menulis ya jauhkan dulu. 

Keenam
Sahabat juga bisa belajar konsisten menggunakan alat yang sama dalam menulis (kaitannya dengan produktivitas). Jika terbiasa menulis tangan, ya tulis tangan saja dulu, baru kemudian diketik. Jika terbiasa di HP, ya konsisten saja dulu di HP.

Sahabat juga bisa mencoba teknik menulis free writing atau menulis ekspresif. 

Free writing itu menulis yang mengesampingkan terlebih dahulu aturan ketatabahasaan. Mau salah titik koma, atau tidak sesuai PUEBI, tulis saja!

Seperti saat berlari dikejar singa. Yang penting menulis dulu yah Sahabat!

Sementara menulis ekspresif lebih ke menuangkan apa pun yang ada dalam hati atau pikiran kita. 

Sahabat juga bisa menelaah lebih jauh tentang writer's block melalui buku-buku yang diterbitkan oleh alumni sebelumnya.

Materi pelatihan KBMN PGRI-27




Sekian sahabat materi malam ini, lain waktu kita berjumpa kembali.

Salam blogger salam persahabatan.



Oleh    : Anikawati

Sumber    : KBMN PGRI-29 pertemuan ke-7







Komentar

  1. Keren . artikelnya sungguh bagus
    Sudah punya karakter ya

    BalasHapus
  2. Bagus ibu .. menyimak dengan baik. Langsung pindah ke word yha. ...cicil jd buku solo

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggih. siap bu. Oya Bu, agar menjadi buku solo, bagian mana yang harus direvisi?

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena Potensi Kuukir Prestasi

Teknik Menulis di Melintas.id